Menaker: Banyaknya Gen Z Tidak Kerja Karena Tak Sesuai Antara Pendidikan dan Permintaan Pasar

0
0E316207-CECD-45D2-9F51-B7E5C144581B

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa sekitar 9,9 juta anak muda Indonesia, yang berusia 15-24 tahun atau dikenal sebagai Generasi Z, tidak bekerja. Mereka termasuk dalam kategori “Not in Employment, Education, and Training” (NEET), yang menandakan bahwa mereka tidak bersekolah, tidak bekerja, dan tidak mengikuti pelatihan.

Menyikapi fenomena ini, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan bahwa tingginya tingkat pengangguran di kalangan Generasi Z disebabkan oleh ketidakcocokan antara pendidikan yang diperoleh dengan permintaan pasar kerja. Menurutnya, banyak lulusan sekolah vokasi yang kesulitan menemukan pekerjaan karena kurangnya keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.

“Didapati miss-match.  Jadi output dari pendidikan vokasi belum mampu berkesesuaian dengan kebutuhan pasar kerja,” kata Ida dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari Antara.

Ida juga menyoroti bahwa banyak Generasi Z masih dalam proses mencari pekerjaan, dengan lulusan SMK menjadi penyumbang pengangguran terbesar, mencapai sekitar 8,9%.

“Pengangguran kita ini terbanyak disumbangkan dari lulusan SMK, anak-anak lulusan SMA, ini terjadi karena adanya miss-match,” ujar dia.

 Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Peraturan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan dan pelatihan dapat menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah.

Ida menegaskan pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Ketenagakerjaan, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), dalam menciptakan solusi yang efektif terhadap masalah pengangguran ini. 

Ini juga menanggapi pandangan anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago yang menekankan perlunya peningkatan pendidikan vokasi untuk mengatasi pengangguran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *