Menpar Ajak Stakeholder Pariwisata Untuk Revolusi Digital

Seperti tidak ada kata menyerah bagi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam menyemangati semua pihak untuk bersama-sama mengembangkan pariwisata nasional. Kali ini dorongan semangat itu, disampaikan Menpar dalam acara Indonesia Tourism Outlook 2018 yang dilangsungkan di Grand ballroom DoubleTree by Hilton Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2017 lalu.
Di acara itu hadir Pengamat perekonomian Faisal Basri, Senior Vice President World Travel and Tourism Council (WTTC) Helen Marano dan Head of Destination Marketing APAC, TripAdvisor Sarah Mathew.
Menpar menjelaskan untuk mengembangkan pariwisata nasional butuh kemauan untuk merevolusi. Di era saat ini hanya ada tiga sektor yang perlu direvolusi yakni Telekomunikasi, Transportasi, dan Tourism. Dari semua sektor itu revolusinya yakni beralih ke digital.
“saat ini bukan yang besar mengalahkan yang kecil tetapi yang cepat mengalahkan yang lambat, itulah yang terjadi di era digital saat ini,” kata Menpar
Menpar menyebut pertumbuhan pariwisata di Indonesia di 2017 langsung meningkat hingga 25,68 persen. Lantas kenapa bisa tumbuh? “Karena kita pakai digital. Kita pakai yang terhebat yang ada di dunia. Bisa dipastikan tahun ini pariwisata akan menjadi nomor satu,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Helen Marano dari WTTC mengatakan, salah satu hal penting yang harus ada untuk mengembangkan pariwista adalah dukungan berbagai pihak. Termasuk pemerintah.
Pemerintah harus memberi ruang untuk semua pihak bekerja. Serta terkoneksi karena sangat banyak segmen di wisata jadi harus menciptakn ruang atau plaform untuk semua segmen. Termasuk pemerintah dan semua penggiat wisata dapat saling terkoneksi dan bekerja sama.
“Sustainable tourism jadi hal semakin diperhatikan. Tidak hanya untuk mencapai GDP tetapi juga untuk menjaga dan meningkatkan dampak wisata. Tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. Perkembangan pariwisata Indonesia salah satu modal baik bagi pemerintah untuk lebih serius mengembangkan pariwisatanya” ujar Helen.