Meuseukat, kue khas dari serambi Mekkah

0

140032_meusekatcover

Cara masyarakat Aceh memuliakan tamu bukan hanya melalui perilaku. Namun juga dicirikan melalui kuliner tradisional. Salah satunya penganan khas Aceh yang dimaksudkan sebagai pertanda memuliakan tamu adalah meuseukat. Meuseukat adalah Penganan khas Aceh sejenis dodol dikarenakan tekstur yang lembut dan rasanya manis. Rasa manis ini didapat dari buah nanas yang digunakan dalam pembuatannya sehingga kue ini disebut juga dodol nanas. Warna kue ini adalaha putih karena hanya menggunakan tepung terigu tanpa pewarna makanan. Adapun warnanya yang kuning dikarenakan buah nanas yang digunakan sebagai campuran. Seperti halnya makanan dari daerah lain, Meuseukat ini juga memiliki filosofi tersendiri yang kemudian menempatkannya dalam kasta tertinggi kue tradisional khas Aceh. Dalam memperlakukan tamu masyarakat Aceh dikenal dengan kesopanannya yang tinggi. Tidak hanya dari perilakunya tetapi juga dari penyajian makanannya. Warna putih kue inilah yang kemudian diartikan sebagai kejernihan hati masyarakat Aceh saat menyambut tamu.

Berdasarkan makna filosofi diatas maka penyajian kue ini hanya dihadirkan pada saat-saat tertentu. Yang paling utama adalah Penyambutan tamu. Selain itu pernikahan juga tidak lepas dari kehadiran panganan ini yaitu sebagai hantaran. Kue ini juga bisa didapati pada perayaan hari raya besar seperti Idul Adha dan Idul Fitri. Tujuannya tidak lain adalah untuk menyambut keluarga dan handai taulan yang bersilaturahmi. Bentuk kue Meuseukat mirip seperti dodol, karena teksturnya lunak dan rasanya manis. Kue ini berwarna putih, karena tidak menggunakan pewarna makanan. Bahan bakunya terbuat dari tepung terigu yang dicampur gula dan sari buah-buahan. Cita rasa yang khas serta rasanya yang lezat membuat penganan ini sangat digemari oleh masyarakat Aceh. Rasa manis makanan ini berasal dari gula yang digunakan sebagai bahan baku utama. Tapi, tak melulu manis yang terasa di lidah. Bila dicicipi dengan seksama, terasa sedikit asam pada meuseukat. Rasa asam ini dihasilkan dari pati buah nanas yang ditambahkan ke dalam adonan.

Sebelumnya, kue tradisional ini hanya dapat ditemui pada saat acara-acara tertentu saja, seperti prosesi pernikahan dan hari Lebaran. Di pasar-pasar tradisional pun tidak banyak yang menjual meuseukat. Bahkan para penikmat meuseukat biasanya harus memesan terlebih dahulu bila ingin membelinya. Kue meuseuka t sangat populer bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh, karena para wisatawan. ersebut memburu kue tersebut untuk dijadikan oleh-oleh khas dari Aceh. Jika kamu sedang berkunjung dan ijin merasakan nikmatnya kue ini, kamu dapat membelinya di sentra kue tradisional Aceh, seperti di daerah Lampisang atau di beberapa supermarket sekitarnya. Oleh sebab itu, tidak sah rasanya jika berkunjung ke Provinsi Nangroe Aceh Darusalam tanpa mencicipi dodol meuseukat khas dari Aceh ini. Membuat meuseukat sebenarnya sama saja seperti membuat dodol, membutuhkan waktu yang lama serta ketelatenan dalam membuat adonan. Rasanya yang dominan manis berasal dari sari gula, sari buah nanas dan jeruk. Untuk membuat kue tradisional ini, dengan cara: gula dimasak dengan air serta perasan air jeruk dan nanas. Kemudian tepung dan mentega dimasukan ke dalam air gula dengan perbandingan satu banding lima. Aduk dan masak dengan api kecil hingga adonan matang dan siap dihidangkan. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *