Penggabungan AP I dan AP II Menjadi InJourney Airports Resmi Diluncurkan
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meresmikan penggabungan dua perusahaan besar pengelola bandar udara di Indonesia, PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II), menjadi satu entitas baru yang dikenal sebagai PT Angkasa Pura Indonesia, atau lebih dikenal dengan nama InJourney Airports.
Dalam sambutannya, Erick Thohir menyampaikan bahwa penggabungan AP I dan AP II menjadi InJourney Airports merupakan langkah besar dalam sektor aviasi dan kebandarudaraan di Indonesia. “Penggabungan ini adalah bentuk adaptasi BUMN terhadap perubahan zaman dan upaya untuk meningkatkan efisiensi serta pelayanan di sektor kebandarudaraan,” ungkap Menteri BUMN, Senin (09/11/2024).
InJourney Airports akan mengelola 37 bandara komersial di seluruh Indonesia dan diharapkan dapat menangani lebih dari 170 juta penumpang setiap tahunnya. Dengan demikian, perusahaan ini akan menempati urutan kelima dalam daftar operator bandara terbesar di dunia.
Erick Thohir juga menekankan bahwa transformasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi sektor ekonomi, pariwisata, dan logistik di tanah air.
Dony Oskaria, Direktur Utama InJourney, menjelaskan bahwa proses penggabungan telah direncanakan dengan matang dan sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik. “Kami telah menyelaraskan berbagai aspek operasional, termasuk Standar Operasional Prosedur (SOP), sistem IT, dan sistem keuangan. Penggabungan ini juga sejalan dengan visi Pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di dalam negeri,” paparnya.
Dony menambahkan bahwa InJourney Airports akan mengadopsi best practices dari operator bandara global untuk meningkatkan pelayanan. Penggabungan ini juga merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan untuk meningkatkan sektor aviasi Indonesia dan mendukung pertumbuhan industri pariwisata.
Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi, menambahkan bahwa transformasi yang sedang dilakukan mencakup program-program peningkatan infrastruktur bandara, manajemen operasional berbasis ekosistem, dan pengembangan SDM. “Kami berkomitmen untuk menghadirkan wajah baru di bandara-bandara di Indonesia, termasuk beautifikasi Terminal Bandara Soekarno-Hatta Tangerang dan optimalisasi Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali,” jelas Faik Fahmi.
Faik Fahmi juga menekankan pentingnya perubahan mindset dalam manajemen bandara, dari reaktif menjadi prediktif dan proaktif, serta orientasi dari operasional ke pelanggan. “Kami ingin menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi semua pengguna bandara dan menjadi wajah kebanggaan bangsa,” tambahnya.
Untuk memastikan keberhasilan transformasi ini, InJourney Airports berfokus pada pengembangan SDM dengan memberikan program pembekalan kepada General Manager bandara melalui GM Airport Academy dan Immersion Program, serta pelatihan di bidang hospitality dan customer service. Dengan persiapan ini, diharapkan SDM di bandara akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dan berperan dalam mengoptimalkan sektor pariwisata Indonesia.
Dengan langkah besar ini, InJourney Airports diharapkan tidak hanya menjadi salah satu operator bandara terbesar di dunia tetapi juga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata Indonesia secara signifikan.