Pertemuan Delegasi Uighur Xinjiang dengan ICBC Bahas Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Tiongkok

0
WhatsApp Image 2024-12-03 at 18.53.28 (5)

Delegasi dari Pemerintah Daerah Otonom Uighur Xinjiang, Tiongkok, mengadakan pertemuan dengan pengurus Indonesia China Business Council (ICBC) di kantor ICBC, Plaza Maspion, Jakarta Pusat, pada Selasa (03/12/2024). Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat hubungan bisnis dan melakukan pertukaran informasi terkait peluang pasar di Indonesia.

Delegasi Xinjiang yang terdiri dari 17 orang ini diterima dengan hangat oleh pengurus ICBC, termasuk Ketua Harian ICBC Ali Husein, Wakil Ketua Harian ICBC Hasan Kosasih Ko, dan Wakil Sekretaris Jenderal ICBC Suryawan Wijaya. Kehadiran mereka di Jakarta merupakan langkah strategis dalam mengembangkan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan wilayah Xinjiang, yang memiliki potensi besar dalam berbagai sektor industri.

Pertemuan dimulai dengan presentasi dari delegasi Xinjiang yang menjelaskan produk-produk unggulan dari wilayah mereka. Xinjiang dikenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki sektor pertanian yang sangat produktif. Beberapa komoditas unggulan yang dibahas antara lain hasil perkebunan, pertanian, obat-obatan, dan apparel.

Untuk pertanian dan Perkebunan,  Xinjiang dikenal sebagai penghasil utama berbagai produk pertanian seperti kapas, gandum, buah-buahan (seperti anggur, apel, dan aprikot), serta produk pertanian lainnya. Wilayah ini memiliki iklim yang mendukung untuk pertumbuhan tanaman tertentu, dan keahlian dalam pengelolaan pertanian yang bisa menjadi peluang kerjasama dengan Indonesia, terutama di sektor perdagangan produk-produk pertanian dan agribisnis.

Sementara itu, untuk Obat-obatan,  Xinjiang juga dikenal dengan tradisi panjang dalam pengobatan tradisional Tiongkok. Delegasi menjelaskan bahwa mereka memiliki berbagai produk obat-obatan herbal yang sudah terbukti khasiatnya dan banyak dicari di pasar internasional. Indonesia, dengan populasi besar dan kekayaan tradisi pengobatan, menjadi pasar potensial bagi produk-produk ini.

Sedangkan untuk apparel, Xinjiang memiliki bahan dengan kualitas tinggi untuk dijadikan produk apparel. Daerah ini, berpotensi menjadi mitra dalam industri fashion di Indonesia. Peluang kerjasama dalam bidang produksi tekstil dan distribusi pakaian jadi menjadi topik yang menarik dalam pertemuan ini.

Dalam pertemuan delegasi sangat tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai pasar Indonesia, baik dalam hal produk unggulan mereka maupun dalam hal investasi di sektor-sektor yang dapat mendukung perekonomian kedua negara. Indonesia sebagai pasar yang besar dan berkembang merupakan tujuan strategis bagi banyak perusahaan asing, termasuk yang berasal dari Xinjiang.

Pada kesempatan ini, dilakukan tiga  penandatangan nota kesepahaman atau MoU, yang pertama antara Xinjiang Uighur Autonomous Region of Foreign Economic & Trade Association dengan ICBC, kemudian  yang MoU yang kedua, Urumqi Chamber of Commerce of New-Generation dengan ICBC dan MoU yang ketiga antara China Council for the Promotion of International Trade Urumqi Committee (China Chamber of International Commerce dengan ICBC.

Wakil Ketua Harian ICBC Hasan Kosasih Ko menyambut baik ketertarikan delegasi Pemerintah Daerah Otonom Uighur  Xinjiang yang ingin memindahkan sebagian operasional bisnis ke Indonesia.

Menurutnya, perusahaan Tiongkok melihat Indonesia sebagai alternatif yang menjanjikan setelah adanya hambatan tarif dan peraturan perdagangan di negara-negara lain, seperti Amerika Serikat.

Negeri adidaya tersebut, baru-baru ini menaikkan tarif impor terhadap produk dari negara-negara seperti Tiongkok dan Vietnam.

“Dengan kondisi tersebut, banyak perusahaan mencari negara dengan biaya produksi yang lebih rendah namun tetap dapat mengakses pasar Amerika. Indonesia, yang memiliki sumber daya manusia yang berlimpah dan berbagai keunggulan lainnya, menjadi pilihan strategis,” kata Hasan kepada tim liputan EL JOHN Media.

Namun, Hasan juga menekankan bahwa keberhasilan relokasi investasi ini sangat bergantung pada kesiapan Indonesia untuk menyambut investor asing. Meskipun Indonesia memiliki banyak keunggulan, seperti pasar domestik yang besar dan sumber daya alam yang kaya, tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah birokrasi dan regulasi yang kerap membebani proses investasi.

“Untuk itu, ia menekankan pentingnya bagi pemerintah Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang lebih terbuka dan fleksibel, guna menarik lebih banyak investor asing. Penyederhanaan regulasi dan kemudahan perizinan akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk memanfaatkan peluang ini dan mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui investasi asing,” terang Hasan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *