PHRI DKI Jakarta Siap Bantu Pemerintah Wujudkan Target Kunjungan Wisatawan
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta siap membantu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mewujudkan target 8,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 1,4 miliar pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) pada tahun 2023. Hal tersebut disampaikan Ketua PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantono saat diwawancarai tim liputan EL JOHN Media.
“PHRI menyambut baik dan memberikan dukungan kepada pemerintah arus wisatawan mancanegara 8,5 juta yang sebenarnya ini belum normal karena sebelum pandemic wisatawan mancanegara ditargetkan sampai 20 juta. Target 8,5 juta itu sudah bagus dan realistis dengan kondisi sekarang,” kata Sutrisno.
Sutrisno mengungkapkan, meski angka yang ditetapkan realistis namun jangan terlalu berharap dengan kunjungan wisman tahun ini, pasalnya tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini kondisi global sedang mengalami kontraksi sehingga tidak menutup kemungkinan daya beli untuk berwisata berkurang. Namun, Sutrisno mengajak anggota PHRI DKI Jakarta untuk tetap bekerja dengan terobosan-terobosan yang dapat mengunggah keinginan wisman datang ke Indonesia
“Jadi kita tidak bisa mengandalkan wisatawan asing, karena apa, karena kondisi global saat ini tidak terlalu baik juga. Ekonomi Amerika sedang mengalami kontraksi yang signifikan, inflasi mereka sangat tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan eropa maupun Cina mengalami hal yang sama,” ujar Sutrisno.
Menurut Sutrisno, yang perlu difokuskan ada pergerakan wisnus, Sutrisno melihat pergerakan wisnus terus meningkat setelah ada pelonggaran kebijakan pandemic hingga sampai Presiden Jokowi mencabut status pandemic. Pergerakan wisnus pun semakin hebat setelah penghapusan status pandemic. Kondisi inilah yang harus diperhatikan industri perhotelan dan restoran karena ada peluang yang besar dari pergerakan wisnus.
:Bagi kami upaya untuk meningkatkan traffic dari wisatawan Nusantara itu menjadi sangat penting, yang nanti akan memberikan harapan kepada kita semua, pada hotel maupun restoran, kalau traffic dalam negeri ini bisa berkembang,” tutur Ketua Kebijakan Publik Apindo ini.
Namun, harus ada upaya dari PHRI DKI Jakarta agar trafik wisnus yang semakin membaik tidak menurun. Upaya itu, yakni PHRI terus melakukan komunikasi kepada pemerintah agar dapat meningkatkan permintaan wisnus untuk berwisata di Indonesia aja.
“Menurut saya kita mau ngapain saja bisa tapi kalau kemudian permintaannya nggak ada, daya belinya nggak ada, terus kita turunkan harga juga, percuma tidak ada pergerakan wisnus yang massif,” ungkap Sutrisno.
Sutrisno juga meminta Pemerintah untuk tidak membuat kebijakan yang justru membuat pengeluaran menjadi bengkak. Jika ini dilakukan, maka banyak hotel dan restoran sulit untuk beroperasi, sama seperti saat pandemic terjadi. Pengelola hotel kini sedang berupaya untuk mengefisienkan biaya yang dikeluarkan agar operasional dapat terus berjalan.
“Jangan membuat kebijakan-kebijakan yang membuat cost up atau biaya yang lebih besar. Kalau biaya meningkat, harganya tidak naik kan pasti hancur kita. Untuk itu kita berupaya agar beban-beban biaya seperti pajak, listrik, kemudian biaya-biaya birokrasi bisa diringankan. Kemudian juga administrasi yang panjang disederhanakan agar apa, agar tidak menimbulkan efek cost bagi kita,” tutur Sutrisno.