Presiden Macron Terkesan: “Luar Biasa, Terima Kasih Sudah Belajar Bahasa Prancis”

Suasana penuh kehangatan dan antusiasme memenuhi Gedung Kelas A Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, saat dua pemimpin negara, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Republik Prancis Emmanuel Macron, melakukan kunjungan resmi pada Kamis, (29/5/2025). Agenda utama mereka kali ini bukan sekadar peninjauan fasilitas militer, melainkan menyentuh langsung aspek pengembangan sumber daya manusia di bidang pertahanan, khususnya penguasaan bahasa asing.
Kehadiran Presiden Macron, dalam rangkaian kunjungan kenegaraan ke Indonesia, membawa nuansa berbeda di lingkungan militer yang biasanya kaku dan formal. Begitu memasuki ruang Kelas Bahasa Prancis, Presiden Macron langsung menunjukkan ketertarikannya terhadap proses pembelajaran yang tengah berlangsung. Ia menyapa para peserta pelatihan dengan hangat, “Bonjour!”, sapaan khas dalam bahasa Prancis yang langsung disambut oleh senyum lebar para taruna dan peserta pelatihan yang hadir.
Presiden Prabowo, yang mendampingi sejak awal, tampak santai namun penuh perhatian. Ia secara aktif menyapa para peserta, menanyakan latar belakang dan asal satuan mereka, menciptakan suasana interaktif yang cair dan bersahabat.
Dalam kelas tersebut, sejumlah peserta terpilih diberikan kesempatan emas untuk berdialog langsung dengan Presiden Macron dalam bahasa Prancis. Meski sempat terlihat gugup, mereka mampu menyampaikan kalimat-kalimat sederhana dengan percaya diri. Presiden Macron menyambut setiap upaya itu dengan senyuman dan komentar penuh semangat.
“Merci beaucoup. Kalian luar biasa. Terima kasih sudah belajar bahasa Prancis dan berani menggunakannya hari ini di depan kami berdua,” ujar Macron sambil memberikan tepuk tangan ringan. Ia menekankan betapa pentingnya kemampuan bahasa dalam memperkuat kolaborasi antar negara, khususnya dalam konteks kerja sama pertahanan dan teknologi militer.
Salah satu peserta pelatihan yang berinteraksi langsung dengan kedua pemimpin tersebut adalah Yoga Kertiyasa. Seusai sesi kunjungan, ia menyampaikan rasa bangganya atas kesempatan langka tersebut.
“Ini momen yang tidak akan saya lupakan. Bisa berdialog langsung dengan Presiden Macron dan didampingi oleh Bapak Presiden Prabowo sungguh luar biasa. Kami tadi sempat mempresentasikan cerita akhir pekan kami, dalam bahasa Prancis. Presiden Macron tampak senang mendengarkannya,” ujar Yoga dengan mata berbinar.
Kelas Bahasa Prancis di Akmil merupakan bagian dari program strategis yang dirancang untuk mendukung kemampuan prajurit Indonesia dalam mengoperasikan alat utama sistem senjata (alutsista) buatan Prancis. Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama pertahanan antara kedua negara terus menguat, termasuk dalam pengadaan kapal selam, pesawat tempur, dan sistem radar.
Kunjungan ini menjadi simbol bahwa pembangunan pertahanan tidak hanya berkutat pada pengadaan alat atau latihan fisik, tetapi juga pada peningkatan kapasitas intelektual dan komunikasi lintas budaya. Bahasa, dalam konteks ini, menjadi kunci penting untuk kolaborasi internasional yang efektif.
Presiden Prabowo, dalam pernyataan singkat kepada awak media usai peninjauan, menegaskan pentingnya peningkatan kualitas SDM pertahanan Indonesia. “Bahasa asing, khususnya bahasa Prancis, kini menjadi bagian penting dari pelatihan kami. Ini bukan hanya soal komunikasi, tapi juga soal membangun pemahaman strategis dan kemitraan jangka panjang,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar kunjungan seremonial. Ia mencerminkan sinergi antara diplomasi, pendidikan, dan pertahanan. Dengan antusiasme para peserta dan perhatian yang diberikan oleh dua kepala negara, tampak jelas bahwa investasi dalam penguasaan bahasa adalah bagian penting dalam merancang masa depan pertahanan yang unggul dan siap bersaing di kancah global.