Presiden Tegaskan Daya Beli Masyarakat Tidak Turun dan Investasi Semakin Mudah

0
jokowikadin

Presiden Jokowi membantah tudingan yang menyebut daya beli masyarakat turun akhir-akhir ini. Bantahan ini disampaikan Presiden dalam sambutannya di penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) tahun 2017 di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2017. Menurut Preside ada perpindahan daya beli masyarat dari model offline ke online.

“Banyak orang yang ke situ (online). Kalau ada toko tutup ya karena itu, salahnya nggak mengikuti zaman,” kata Presiden.

Kepada peserta Rakornas yang notabenya kebanyakan anggota Kadin ini, Presiden mengatakan ada indikator daya beli masyarakat tidak turun. indikator itu yakni meningkatnya presentase penggunaan jasa kurir. Dari catatan Presiden, menyebutkan pada akhir September 2017, jumlah  orang atau perusahaan yang mengunakan jasa kurir mencapai 130 persen.

Selian itu, daya beli masyarakat tidak turun juga dapat dilihar dari meningkatnya aktivitas ekonomi yang disumbang oleh penerimaan pajak.Besaran untuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) disebutkan mencapai 12,5 persen.

Sementara jika dilihat per sektornya, Presiden menyebutkan sektor industri mengalami peningkatan sebesar 16,36 persen dibandingkan tahun lalu (year-on-year), sektor perdagangan naik 18,7 persen, pertambangan naik 30,1 persen, dan pertanian meningkat 23 persen.

Dia berujar, “Dengan angka seperti ini, masa nggak percaya (daya beli tak turun)?”

Presiden  mengimbuhkan, “Akan tetapi konstruksi memang hanya 2,4 persen. Kenapa bisa turun? Karena dulu sudah saya turunkan pajak finalnya dari 5 persen menjadi 2,5 persen.”

Dia juga mengimbau agar pelaku usaha tetap optimistis dengan iklim bisnis di Indonesia. Menurut Jokowi, seharusnya pengusaha tidak ragu untuk beraktivitas bisnis karena berbagai macam indikator yang terkait dengan kelayakan Indonesia sebagai tujuan berinvestasi sudah jelas.

Presiden  pun lantas memperkuat argumennya itu dengan menyebutkan sejumlah peringkat layak investasi (investment grade) yang telah diterima Indonesia dari Moody’s, Fitch Rating, dan S&P.

“Selain itu, kenaikan negara tujuan investasi dari peringkat 8 ke 4. Ini juga kepercayaan. Dalam indeks kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business/EODB) dari yang tadinya 120, sekarang 91,” ujar  Presiden saat menutup rakornas Kadin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *