Produk Perikanan Indonesia Berpotensi Dipasarkan ke Timur Tengah

Berbagai harapan datang dari pemerintah Indonesia terkait MOU yang telah ditandatangani pemerintah Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi 1 Maret lalu, di Istana Bogor, Jawa barat. Salah satu harapan itu datang dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, yang ikut menandatangani MOU bidang kelautan dan perikanan dengan Menteri Kelautan Arab Saudi.
Seperti yang diberitakan JPNN.com, susi berharap kerja sama dengan Arab Saudi bisa mempermudah akses pemasaran produk perikanan Indonesia ke wilayah Timur Tengah, yang sebelumnya tidak menjadi tujuan utama ekspor produk kelautan dan perikanan.
“Tentunya saya punya rencana untuk menargetkan negara yang selama ini belum menjadi tujuan ekspor Indonesia. Jadi dengan adanya kerjasama ini, akan terbuka peluang untuk menambah tujuan ekspor perikanan Indonesia, terutama ke negara yang tidak punya wilayah laut atau negara yang wilayah lautnya kecil,” ujar Susi.
Adapun kerjasama yang dilakukan ialah di bidang pembangunan kelautan dan perikanan, keamanan pangan dan karantina ikan, promosi dan pemasaran produk perikanan, pengelolaan dan konservasi sumber daya laut pesisir.
Kemudian pengetahuan dan penelitian terapan serta pelatihan teknis modern, pertukaran informasi dan pengalaman sebagai tambahan untuk pelatihan teknis modern.
Selain itu, kedua negara juga sepakat saling mendorong kunjungan sektor publik dan swasta dan kegiatan-kegiatan lain yang telah disetujui.
Susi menilai prospek kerja sama ini akan sangat menarik.
Saat ini Indonesia menempati posisi kedua eskportir tuna kaleng ke Arab Saudi setelah Thailand.
Selama ini bahan baku tuna kaleng Thailand berasal dari Indonesia, namun semenjak 2015 volume ekspor bahan baku tuna Indonesia turun drastis karena pemerintah Indonesia melakukan pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal.