PSMTI Hadiri Peluncuran Pusat Kebudayaan dan Pelatihan Indonesia-Tiongkok

Wakil Ketua Umum (WKU) Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Dept. Hubungan Ormas dan Lintas Agama sekaligus Ketua Umum PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) Dr. H. Serian Wijatno hadir dan mendampingi Ketua Umum LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) Said Aqil Siroj didampingi Sekjen LPOI Deni Sanusi, dan Duta Besar Ad Interim Kedubes Tiongkok di Jakarta, HE. Zhou Kan meluncurkan Pusat Kebudayaan dan Pelatihan Indonesia-Tiongkok di Hotel Royal Kuningan, Jakarta (02/07/24). Peluncuran ditandai dengan menempelkan tangan ke layar LED
Pusat kebudayaan dan pelatihan ini merupakan hasil dari kolaborasi antara Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) dan Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta. Pembentukan pusat ini didasari oleh tujuan LPOI untuk membangun serta memperkuat budaya antar umat Islam dari kedua wilayah, seperti yang diungkapkan Ketua Umum LPOI, Said Aqil Siroj.

Said Aqil Siroj menekankan pentingnya upaya membangun peradaban dan memperkuat hubungan antar umat Islam, baik di Indonesia maupun Tiongkok.
“Hubungan budaya memiliki nilai yang jauh lebih bermanfaat dan penting daripada hubungan politik dalam memperkuat kebersamaan antar bangsa,” ujarnya.
Pembentukan Pusat Kebudayaan dan Pelatihan Indonesia-Tiongkok juga bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan memperkuat hubungan antar masyarakat kedua negara. Berbagai program pelatihan di bidang keterampilan akan menjadi fokus utama dalam implementasinya. “Program-program ini akan difokuskan pada berbagai pelatihan yang relevan di bidang keterampilan, serta proyek-proyek seperti pembuatan film yang sedang direncanakan,” kata Said Aqil Siroj.

Kehadiran pusat kebudayaan dan pelatihan ini diharapkan dapat menjadi embrio bagi penyebaran pemahaman dan kesepahaman antar masyarakat kedua negara. Dengan demikian, pusat ini diharapkan dapat memperkuat perannya sebagai pusat pembelajaran bahasa, pertukaran kebudayaan, pelatihan keterampilan teknis, dan pertukaran pemuda.
Duta Besar Ad Interim Kedubes Tiongkok di Jakarta, Zhou Kan, mengungkapkan pentingnya keberadaan pusat kebudayaan dan keterampilan ini. “Kami percaya bahwa upaya bersama dari kedua belah pihak akan menghasilkan kemajuan signifikan tidak hanya dalam bidang agama, tetapi juga dalam berbagai aspek pertukaran masyarakat dan kebudayaan,” kata Zhou Kan dalam pernyataannya.

Hubungan antara Indonesia dan Tiongkok telah berlangsung selama lebih dari 2000 tahun. Migrasi orang-orang Tiongkok Muslim ke Asia Tenggara, yang dimulai sejak tahun 879 Masehi, menandai awal dari interaksi yang panjang dan berharga antara kedua bangsa. Banyak dari mereka yang menetap di wilayah Sumatera bagian selatan, memberikan kontribusi signifikan terhadap keragaman budaya di Indonesia.
Dengan pendirian Pusat Kebudayaan dan Pelatihan Indonesia-Tiongkok ini, diharapkan kerja sama dan pertukaran antara kedua negara akan semakin berkembang, memperkuat persahabatan yang telah terjalin sejak lama dan membawa manfaat bagi kedua masyarakat.