Resmi Berdiri, UTarki Jawab Kebutuhan Pendidikan Tinggi yang Terjangkau dan Inklusif

Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita menorehkan tonggak sejarah penting dalam dunia pendidikan Indonesia dengan meresmikan berdirinya Universitas Tarakanita (UTarki). Lembaga pendidikan tinggi baru yang berlokasi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur ini diresmikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno dan didampingi Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita Sr Yustiana Wiwik Iswanti CB, pada Rabu (22/10/2025).
Acara persemian dihadiri sejumlah tokoh penting dari pemerintahan maupun gereja, antara lain Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Suparman, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Henri Togar Hasiholan dan Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC
Peresmian ini menandai transformasi besar dari institusi yang sebelumnya dikenal sebagai Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretaris Tarakanita (STIKS Tarakanita). Transformasi institusi Tarakanita ini secara resmi telah mendapat pengesahan dari pemerintah melalui Surat Keputusan Perubahan Bentuk yang diserahkan oleh LLDIKTI Wilayah III pada tanggal 6 Oktober 2025. Perubahan bentuk ini bukan sekadar pergantian nama, melainkan langkah nyata untuk memperluas cakupan pendidikan tinggi yang ditawarkan oleh Tarakanita.
Dengan berdirinya UTarki, Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita kini telah berhasil melengkapi seluruh jenjang pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga pendidikan tinggi universitas. Capaian ini menunjukkan konsistensi Tarakanita dalam membangun sistem pendidikan yang berkesinambungan dan berbasis pada nilai-nilai karakter, moral, dan integritas.
Wagub Rano Karno mengucapkan selamat dan apresiasi kepada seluruh civitas akademika Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita atas peresmian UTarki. Orang nomor dua di DKI Jakarta ini menyebut transformasi kelembagaan ini, sebagai momen penting dalam dunia pendidikan, khususnya di ibu kota.
Menurut Wagub, kehadiran UTarki, yang dibangun di atas fondasi nilai Cerdas, Berintegritas, dan Bermakna, akan menjadi kekuatan utama dalam membentuk generasi muda Indonesia yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan, namun juga memiliki karakter kuat dan kepekaan sosial yang tinggi.
“Di tengah tantangan zaman yang dinamis, tiga nilai ini menjadi fondasi agar para lulusan Universitas Tarakanita tidak hanya pandai berpikir, tetapi juga bijak bertindak dan berbuat baik bagi masyarakat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Wagub mengungkapkan langkah Utarki dalam menyediakan pendidikan tinggi yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat luas, selaras dengan komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam memperluas akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan inklusif.
Wagub berharap UTarki dapat menjadi mitra strategis Pemprov DKI Jakarta dalam berbagai bidang pembangunan.
“Kehadiran perguruan tinggi yang inovatif dan kolaboratif akan mempercepat terwujudnya Jakarta sebagai kota global yang maju, inklusif, dan berdaya saing, dengan sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan dunia usaha dan industri,” sambungnya.
Apresiasi atas berdirinya UTarki juga disampaikan Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Suparman. Ia menilai kehadiran UTarki sebagai momen penting dalam sejarah perkembangan pendidikan tinggi Katolik di Indonesia. Ia menyebut peralihan dari STIKS Tarakanita ke bentuk universitas bukan hanya perubahan nama atau status, tetapi merupakan simbol dari transformasi besar yang menyeluruh.
Menurut Suparman, transformasi ini mencerminkan semangat pembaruan dan inovasi yang berani, serta komitmen Tarakanita untuk menjangkau lebih luas dan lebih dalam dalam melayani dunia pendidikan.
“Transformasi ini bukan sekadar memperbanyak program studi, tetapi merupakan bentuk nyata dari perubahan cara pandang dalam pendidikanm dari fokus pada vokasi dan keterampilan, menjadi pendekatan akademik yang holistik,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa UTarki kini mengusung pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan kecerdasan intelektual, keterampilan praktis, teknologi, spiritualitas, dan moralitas dalam satu kesatuan utuh. Pendekatan ini menurutnya menjadi ciri khas dan kekuatan tersendiri dari pendidikan Katolik modern.
“Inilah transformasi holistik yang sejati. Utarki hadir bukan hanya untuk memperluas cakupan keilmuan, tetapi juga untuk memperdalam mutu pendidikan yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan dan iman,” tegas Suparman.

Pembina Yayasan, Sr. Yustiana Wiwik Iswanti CB, menyampaikan rasa syukur, kebanggaan, sekaligus semangat baru untuk melanjutkan komitmen pendidikan yang inklusif, bermutu, dan bermakna.
“Kami merasa bersyukur dan bangga bisa ambil bagian dalam mencerdaskan bangsa. Itu adalah kebahagiaan yang kami alami dan rasakan hari ini,” tuturnya.
“Terima kasih banyak untuk semua dukungan, dari masyarakat, pemerintah, swasta, dan tentu saja dari Gereja,” sambungnya.
Ia menyampaikan bahwa pencapaian ini bukan hanya peningkatan status kelembagaan, tetapi merupakan langkah besar dalam mewujudkan visi dan misi Tarakanita untuk hadir di tengah masyarakat.
Sr. Yustiana menegaskan bahwa UTarki akan tetap mengusung nilai-nilai utama Tarakanita, yakni cerdas, berintegritas, dan bermakna. Menurutnya, pendidikan bukan hanya soal kecerdasan intelektual, tapi juga pembentukan karakter yang utuh dan kepedulian sosial.
“Pendidikan Tarakanita adalah pendidikan yang membentuk pribadi. Kami ingin anak-anak bangsa tidak hanya pintar, tapi juga bermakna bagi masyarakat,” katanya.
Salah satu hal yang ditekankan oleh Sr. Yustiana adalah komitmen kuat UTarki untuk menjangkau masyarakat lapisan menengah ke bawah, yang selama ini kerap mengalami hambatan dalam mengakses pendidikan tinggi yang terjangkau dan berkualitas.
“Mengapa kami menyasar kalangan menengah ke bawah? Karena mereka selama ini paling kurang mendapat akses. Maka, kami hadir untuk mereka, dengan biaya pendidikan yang sangat terjangkau,” ujarnya.
Hak senada juga disampaikan Rektor Rektor UTarki Dr. Antonius Setiawan. Ia menegaskan bahwa UTarki berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan tinggi yang berkualitas, terjangkau, dan berjiwa humanis, sesuai dengan visi misi Yayasan Pendidikan Tinggi Tarakanita (YPTT) dan semangat pelayanan Suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus.
“Kami berusaha menerjemahkan visi dan misi yayasan dalam bentuk pendidikan yang tidak hanya mengikuti regulasi pemerintah, tapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial. Inilah yang akan menjadi pembeda Universitas Tarakanita dibanding kampus lainnya,” ujarnya.

Dalam tahun ajaran pertama sebagai universitas, UTarki menargetkan sekitar 1.000 mahasiswa baru, dan dalam jangka 5–10 tahun ke depan, diharapkan dapat melayani puluhan ribu mahasiswa. Rektor menegaskan bahwa meskipun targetnya realistis, Utarki tetap fokus pada kualitas pendidikan dan pelayanan sosial.
“Kami ingin memastikan bahwa pendidikan tinggi tetap dapat diakses oleh masyarakat kebanyakan,” tegasnya.
Menjawab kebutuhan pendidikan tinggi yang relevan dan berkualitas, UTarki hadir dengan dua fakultas utama yang menaungi sejumlah program studi unggulan, baik di bidang eksakta maupun non-eksakta.
Pada bidang eksakta, UTarki menawarkan tiga program sarjana, yaitu Teknik Sipil, Informatika, dan Sistem Informasi. Ketiga program ini dirancang untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan teknis dan analitis yang dibutuhkan dalam dunia industri dan pembangunan masa kini.
Sementara itu, di bidang non-eksakta, UTarki terus mengembangkan program-program yang sudah ada sebelumnya. Program D3 Kesekretariatan dan S1 Ilmu Komunikasi tetap menjadi andalan, mengingat rekam jejak panjang dan pengakuan masyarakat terhadap kualitas lulusan dari kedua jurusan tersebut.
Menyikapi perkembangan era digital, UTarki juga membuka program baru yaitu S1 Bisnis Digital, sebagai langkah adaptif terhadap tren ekonomi dan transformasi digital yang semakin pesat.

