Surat Menkeu Bocor, PLN Bantah Kondisi Keuangannya Memburuk

Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir menegaskan tidak benar jika kondisi keuangan PLN sedang memburuk menyusul bocornya surat dari Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani terkait kondisi keuangan PLN. Sofyan menjamin keuangan PLN dalam kondisi sehat. Surat yang bocor yang dikirimkan Menkeu itu ditujukan kepada Menteri ESDM dan Menteri BUMN soal perkembangan resiko keuangan negara atas penugasan infrastruktur ketenagalistrikan. Ditenggarai resiko keuangan yang dialami buntut dari utang PLN yang tidak dapat dikelola dengan baik.
“Tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan, karena ada plafon Rp31 sekian triliun buat pinjam setiap saat bisa bayar, kita punya subsidi tagihan tertunda Rp18 triliun, yang tahun ini bisa Rp51 triliun. Orang kaya PLN itu,” kata Direktur Utama PT PLN, Sofyan Basir, di kantor Kementerian ESDM, Jakarta beberap waktu lalu.
Menurut Sofyan peringatan dari Menkeu adalah hal yang biasa, karena peringatan kepada PLN pernah dilakukan setiap tahun namun lewat lisan, dan kali ini berbeda melalui surat
“Enggak apa-apa itu mah biasa, tiap tahun juga ngingetin kita. Khawatir apa? Tidak ada. Memang biasa begitu cuma biasanya lisan ‘hati-hati yah Pak Dirut jangan sampai rasionya turun dari 1,5, oh iya ya sudah begitu aja. Biasanya bicara-bicara saja di bawah. Ya mungkin beliau (minta) inget-inget.” ujarnya.
Sofyan juga membantah peringatan tersebut diberikan lantaran pertumbuhan penjualan listrik PLN yang rendah. “Enggak, kan kemarin udah naik ke empat (persen) karena kemarin kan Lebaran sepi 10 Hari libur, itu turunnya dahsyat banget itu Rp6 triliunan itu. Tapi, Juli kan naiknya liar biasa 14 koma sekian persen abis Lebaran, ini udah naik lagi sekarang di atas tiga persen,” ujarnya.
Terkait utang PLN, Sofyan menjelaskan saat ini utang PLN yang berasal dari berbagai sumber mencapai Rp 300 triliun. Namun, besaran utang yang dimiliki PLN masih dalam status aman, bahkan PLN memiliki dana pinjaman siaga yang sewaktu-waktu bisa diambil sebesar Rp 30 triliun.
“Utang Rp 300 triliun, selama ini tidak ada kreditur yang mempermasalahkan,” ungkap Sofyan.
Meniurut Sofyan, PLN masih mendapat kepercayaan berutang karena aset yang dimiliki perusahaan cukup besar, yaitu Rp 1.300 triliun dan ekuitasnya Rp 900 triliun.