Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (atau disingkat TN Babul) terletak di Sulawesi Selatan, seluas ± 43.750 Ha. Secara administrasi pemerintahan, kawasan taman nasional ini terletak di wilayah Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep). Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung memiliki berbagai keunikan, yaitu: karst, goa-goa dengan stalaknit dan stalakmit yang indah, dan yang paling dikenal adalah kupu-kupu. Taman Nasional ini merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang menyuguhkan wisata alam berupa lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis, air terjun, dan gua yang merupakan habitat beragam spesies [termasuk [kupu-kupu]].
Taman Nasional ini memang menonjolkan kupu-kupu sebagai daya tarik utamanya. Beberapa spesies unik bahkan hanya terdapat di Sulawesi Selatan, yaitu Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana. Antara tahun 1856-1857, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan tersebut untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu. Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung dijuluki The Kingdom of Butterfly oleh seorang ahli antropologi dan biologi dari Britania Raya, Alfred Russel Wallace.
Di taman nasional ini ada sekitar 20 jenis kupu-kupu yang ditangkarkan, bahkan diantaranya ada beberapa spesies unik yang hanya ada di Sulawesi Selatan, antara lain Troides Helena Linne, Troides Hypolitus Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana. Wallace menyatakan Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly (kerajaan kupu-kupu). Menurutnya di lokasi tersebut terdapat sedikitnya 250 spesies kupu-kupu.
Selain kupu-kupu, sebenarnya ada beberapa spot wisata lain yang ada di Kawasan Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, diantaranya Leang Londrong, Leang Pute, Karaenta, Pattunuang, dan Taman Leang-Leang. Beragam aktivitas dapat dilakukan di kawasan wisata Bantimurung. Kesegaran air terjun mengundang para pengunjung untuk berwisata tirta. Atraksi kupu-kupu beterbangan beraneka warna menambah semaraknya suasana. Keindahan panorama ini pun dapat dinikmati dari atas ketika kita melayang menggunakan flying fox. Pengunjung pun dapat penyusuri keindahan aliran sungai hingga ke hulunya, di danau Kassi Kebo. Bahkan Anda bisa melihat satwa endemik Sulawesi Selatan, yaitu Kera Hitam (Macaca maura) di Karaenta dan Kus-Kus (Tarcius fuscus) di Pattunuang. Gua-gua yang ada di Karst Maros merupakan rumah bagi berbagai jenis hewan. Beberapa hewan yang ditemukan kebanyakan hewan yang belum dikenal sebelumnya bagi ilmu pengetahuan.
Pada 1980-an, tim penelusur gua dari Prancis juga banyak menemukan spesies baru. Sebut saja spesies kumbang (Eustra saripaensis) khas gua yang hanya ditemukan di Gua Saripa. Selain itu, ada kepiting laba-laba palsu yang hidup di gua-gua dan mata air di sekitar Samanggi, Cancrocaeca xenomorpha, marga dan spesies baru yang hanya hidup di Maros. Kepiting (Karstarma micropththalmus), berwarna putih kecokelatan, yang merupakan spesies baru yang pertama kali dikenal dari gua di sekitar Karst Maros, Gua Marapettang, Barru. Kepiting yang pertama kali dikenalkan dalam marga Sesarmoides ini adalah salah satu spesies baru yang ditemukan di gua-gua di karst Maros. Tidak hanya sampai disit saja karena selain memebrikan aneka ragam dari kupu-kpu anda juga bisa menikmati keindahan danaunya yang tidak kalah cantik dan indahnya juga.
Danau ini dikelilingi oleh tebing terjal dan dihiasi hamparan pasir putih di tepiannya. Danau ini lah yang menjadi habitat utama kupu-kupu Bantimurung. Di dekat danau terdapat Gua Batu yang menyajikan juntaian stalagtit dan tonjolan stalagmit serta keindahan ornamen gua lainnya. Di sisi sungai lainnya terdapat pula Gua Mimpi dengan ornamen yang tak kalah indahnya. Lokasi Kawasan Wisata Bantimurung sangat strategis bisa dijangkau dari berbagai jurusan dan dilintasi oleh jalan lintas Kabupaten Maros-Bone menjadikan lokasi ini semakin menarik untuk dikunjungi. Objek wisata ini tak jauh dari Ibu Kota Provinsi. Dari Makassar hanya berjarak ± 42 km dan dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin pun hanya berjarak ± 24 km dan dapat ditempuh dalam waktu ± 1 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat. (arf)