Wisata Museum Siola Surabaya : Ada Akta Kelahiran Kuno Tahun 1800
Apa yang bisa langsung diingat tentang Jawa Timur? Tentu saja salah satunya Surabaya. Selain menjadi Ibukota dari propinsi Jawa Timur, Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Dengan populasi penduduk sekitar 3 juta orang, Surabaya telah menjadi kota Metropolis dengan beberapa keanekaragaman yang kaya di dalam nya. Selain itu, Surabaya saat ini juga telah menjadi pusat bisnis, perdagangan, pendidikan dan tentunya sejarah di Indonesia.
Gedung Cagar Budaya Siola diresmikan menjadi Museum Surabaya, yang saat ini bisa menjadi ikon baru Kota Surabaya. Jika berkunjung, jangan lewatkan untuk melihat foto-foto pemimpin Kota Surabaya dari zaman ke zaman termasuk walikota Surabaya saat ini Tri Rismaharini.
Meskipun belum terlalu banyak jumlah benda bersejarah yang tersimpan dalam museum. Satu benda kuno yang menarik diantaranya adalah buku register catatan kelahiran dan register pencatatan perkawinan (tahun 1800an). Juga buku buku-buku administrasi dinas pendapatan tahun 1921-1970. Bahasa yang digunakan di buku register kebanyakan masih menggunakan bahasa Belanda. Dan kesemuanya menggunakan tulisan tangan yang sangat indah (bahkan saking indahnya sampai nggak terbaca oleh mata biasa). Dari begitu banyak buku tulis berukuran folio, tak bisa dibayangkan bagaimana proses temu balik informasi yang digunakan oleh kantor-kantor pemerintahan saat itu.
Selain benda-benda yang menggambarkan kegiatan administrasi pencatatan pemerintahan Surabaya jaman kuno, di bagian sudut museum dipajang alat transportasi kota seperti bemo, bajaj, dan becak. Khusus becak jaman tahun 80-an dulu seingat saya ada dua jenisnya, becak siang (warna biru) dan becak malam (putih). Yang menarik, ada papan rambu yang bertuliskan larangan masuk selain kendaraan ABRI. Di bidang kesehatan, beberapa rumah sakit di kota Surabaya tempo dulu menyumbangkan beberapa alkes-nya seperti mesin rontgen, meja persalinan, kursi pemeriksaan pasien dokter gigi, termasuk kursi roda pasien yang terbuat dari kayu. Unik.
Pihak Dinas Pemadam Kebakaran pun tak ketinggalan, di sebuah sudut menampilkan beberapa peralatan pemadam yang digunakan dari tahun ke tahun. Satu kejutan saat melihat sebuah foto yang menggambarkan proses pengambilan air saat terjadi kebakaran dengan latar belakang Gereja tercinta saya di tahun 1920-an. Sebagai satu tempat yang kelak diharapkan dapat menjadi pusat edukasi warga, atau bisa jadi tambahan destinasi rekreasi baru bagi warga Surabaya dan sekitarnya.
Rencananya museum ini akan terus berbenah dengan mengembangkan museum dengan fasilitas ruangan untuk pagelaran seni, pameran lukisan, juga sentra jajanan khas Surabaya akan segera terwujud. Saat meninggalkan lokasi, pengunjung tak hanya mendapat tambahan informasi tentang sejarah kota Surabaya saja, namun juga dapat menikmati sisi lain entertain museum yang menarik, menyenangkan, sekaligus mengenyangkan.