Festival Bupolo Angkat Pesona Maluku

Indonesia terdiri dari berbagai daerah yang memiliki bermacam – macam kebudayaan. Kali ini, untuk mengangkat pesona yang ada di Maluku, Kementerian Pariwisata me-launching sebuah acara bertajuk Festival Pesona Bupolo 2016.
Launching tersebut dilaksanakan di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu, 28 September 2016. Acara itu dihadiri oleh Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara bersama dengan Wakil Gubernur Maluku, Zeth Sahuburua.
Peluncuran Festival Pesona Bupolo (FPB) 2016 ini dalam rangka mempromosikan potensi pariwisata diKabupaten Buru dengan menyiapkan Danau Rana sebagai salah satu ikon wisata masa depan Bumi Bupolo.
Festival FPB 2016 yang akan berlangsung di Namlea, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku pada 8-12 Oktober 2016 itu sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Maluku khususnya ke Kabupaten Buru sekaligus mendukung mendukung program Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia dalam mewujudkan target tahun ini 12 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air.
Sekretaris Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Ukus Kuswara berharap bahwa festival tersebut dapat memperkenalkan keindahan wisata Maluku dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
“Tahun ini Provinsi Maluku mentargetkan kunjungan 137.941 wisatawan (16.173 wisman dan 121.768 wisnus) dengan total nilai transasksi ekonomi sebesar Rp 377,3 miliar, sedangkan Kabupaten Buru mentargetkan 21.800 wisatawan (570 wisman dan 21.230 wisnus) nilai transaksi ekonomi sebesar Rp 30,3 miliar,” kata Ukus Kuswara.
Pemerintah telah serius mengembangkan pariwisata tanah air mengingat tingginya nilai transaksi ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata tersebut menunjukan bahwa pariwisata merupakan leading sector dalam menyumbangkan PDB nasional sebesar 10% dengan tren pertumbuhan naik dari 4,8% hingga mencapai 6,9% atau jauh lebih tinggi dari industri agrikultur, manufaktur otomotif dan pertambangan.
Pariwisata juga menjadi sumber penghasil devisa nasional atau sebesar 9,3% dan saat ini berada di urutan ke-4 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13% tertinggi dibandingkan industri Migas, batubara, dan minyak sawit yang pertumbuhannya negatif.
“Sektor pariwisata mencipatakan 9,8 juta lapangan kerja atau sebesar 8,4% secara nasional berada di urutan ke-4 dari seluruh sektor industri. Pariwisata juga tercatat sebagai pencipta lapangan kerja termurah yakni; US$ 5.000/satu pekerjaan, sedangkan industri lain rata-rata US$ 100.000/satu pekerjaan,” kata Ukus Kuswara.
Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua mengatakan, Provinsi Maluku mempunyai potensi pariwisata yang besar, di antaranya Ambon-Banda oleh Kemenpar ditetapkan sebagai 10 destinasi prioritas wisata selam di Indonesia bersama dengan Bali; Lombok; Manado-Bunaken-Lembeh; Togean; Alor; Raja Ampat, dan Derawan.
“Potensi pariwisata ini gencar kita promosikan melalui kegiatan festival antara lain; Festival Pattimura, Festival Ambon Manise, Festival 1000 Suling Bambu Ambon, Festival Teluk Ambon, dan Festival Pesona Bupolo,” kata Zeth Sahuburua.
Di kutip dari siaran pers Kemenpar, Danau Rana yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut ini merupakan danau terbesar di Provinsi Maluku. Danau yang berada 63 km di pedalaman Pulau Buru ini masih memiliki aksesibilitas dan amenitas terbatas. Selain Danau Rana, Kabupaten Buru juga memiliki destinasi wisata alam; (Pantai Jikumerasa, Pantai Waeperang, Pantai Waprea, Pantai Seit dan Bukit Cinta atau Bukit Tatanggo) dan wisata minat khusus sejarah karena Palau Buru pernah menjadi lokasi pembuangan tahanan politik di era pemerintahan Orde Baru salah satu peningalan sejarah yang masih tersisa yaitu Unit IV yang sekarang bernama Desa Savana Jaya, Kecamatan Waeapo.
Bagi anda yang ingin mencicipi keindahan Maluku maka di acara FPB 2016 akan dimeriahkan dengan berbagai kegaitan mulai dari lomba huhate in the pool ; Bupolo expo; underwater photo contest; tranplantasi terumbu karang; festival papeda kuah ikan dan rujak; karnaval dan kirab budaya rakyat nusantara; festival layang-layang; panggayung manggurebe; gerak jalan indah; parade tifan damang fafu/persembahan tarian sawat kolosal; makan patita; gosepa sail on Kaiely Bay; dan ditutup dengan acara pameran dan malam hiburan rakyat.