Inalum Perlebar Pelabuhan Kuala Tanjung Dengan Investasi Rp 811 Miliar
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero menyadari bahwa Pelabuhan di Kuala Tanjung masih kurang memadai dalam menampung kapasitas produksi aluminium dan produk hilir. Karena itu Holding BUMN ini akan memperlebar dermaga pelabuhan di Kuala Tanjung seluas 200 meter, dengan nilai investasi sebesar US$60 juta atau sekitar Rp811 miliar
“Pengembangan pelabuhan diharapkan dapat dimulai pada semester II 2018,” kata Direktur Inalum Carry F Mumbunan di sela Media Gathering Inalum di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Selasa, 5 Desember 2017.
Carry menjelaskan tahun ini, kapasitas produksi yang ditargetkan inalum mencapai 300.000 ton aluminium per tahun, melonjak menjadi sekitar 500.000 ton pada tahun 2019 dan mencapai 1 juta ton pada 2021. Namun produksi itu akan sia-sia jika Pelabuhan di Kuala Tanjung tidak diperbesar. Semakin meningkatkan produksi almunium dari tahun ke tahun mengharus Pelabuhan tersebut memilikiu fasilitas ideal dalam menampung seluruh produksi.
“Khusus di Kuala Tanjung, peningkatan kapasitas produksi antara lain akan didorong ketersediaan PLTA berkapasitas 2 X 350 MW yang sedang dalam proses kajian pembangunan,” ujarnya.
Saat ini Inalum memiliki dua dermaga yaitu dermaga A dengan luas 200 X 19 meter dan dermaga B yang menjorok ke laut sepanjang 2,5 kilometer.
Kedua dermaga tersebut selama ini menjadi tempat mendatangkan berbagai kebutuhan pabrik Inalum seperti alumina bahan baku pembuatan aluminium yang diimpor dari Australia.
Selanjutnya “calcined petroleum coke” (CPC) yang didatangkan dari Timur Tengah dan “coal tar pitch” (CTP) atau bahan untuk proses elektrolisis dalam tungku reduksi pabrik aluminium yang diimpor dari China dan India.
Sementara itu, General Umum Inalum Iswadi YS mengatakan pengembangan pelabuhan juga sejalan dengan tingginya barang curah yang masuk untuk keperluan operasional pabrik.
Iswadi menjelaskan, dalam satu tahun Inalum mendatangkan bahan bakar solar sebanyak 1,2 juta kilo liter per tahun, mengimpor alumina 450-540 metrik ton per tahun dan sebanyak 1,4 juta ton batubara per tahun.
“Dengan peningkatan kapasitas produksi Inalum, hampir dipastikan juga diikuti peningkatan kapasitas dermaga,” tegasnya. (Sumber Antara)