Menhub : Pemerintah Siap Subsidi LRT Jabodebek

Pemerintah akan menggelontorkan subsidi sebesar Rp 1 triliun-Rp 1,2 triliun untuk tarif LRT Jabodebek setiap tahun. Rencananya, subsidi ini akan digelontorkan selama 12 tahun.
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengatakan subsidi itu juga memperhitungkan kenaikan tarif per tahunnya sebesar 5%.
“Jadi nilai subsidi diberikan lewat tarif. Tarif itu sebenarnya dalam suatu FS (feasibility study) itu adalah Rp 24.000-25.000, tapi kita tetapkan Rp 12.000 Jadi 50 persennya disubsidi, dengan nilai subsidinya kira-kira Rp 1-1,2 triliun selama 12 tahun, kira-kira Rp 14 triliun,” kata Budi Karya di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jakarta, Selasa (19/12).
Selanjutnya, Menhub akan menerbitkan tentang Penyelenggaraan LRT Jabodebek, yang juga akan mengatur besaran tarif awal dan skema subsidi yang akan diberikan.
Dalam kontrak tersebut disepakati pula masa konsesi penyelenggaraan oleh KAI akan dimulai sejak tanggal pengoperasian komersial hingga 50 tahun kemudian. Selama masa penyelenggaraan tersebut, PT KAI menyediakan prasarana dan sarana LRT dengan memperhatikan standar dan kinerja pelayanan yang ditentukan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kemenhub.
LRT Jabodebek sendiri ditargetkan beroperasi pada 2019. Penyelenggaraan pembangunan prasarana LRT Jabodebek dengan total panjang jalur 44,43 km ini adalah bagian dari upaya pemerintah dalam mengatasi kepadatan dan kemacetan di wilayah perkotaan, mengurangi waktu tempuh, meningkatkan mobilitas masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan.
“Marilah kita segera bangun ini dengan waktu yang tepat agar bisa memberikan layanan transportasi yang baru bagi masyarakat,”tutur Budi Karya.
Kejar target 30%
Sementara itu, Adhi Karya menargetkan pembangunan fisik LRT Jabodebek mencapai 30% sampai akhir tahun ini. Direktur Operasi Adhi Karya, Pundjung Setya Brata mengatakan, sampai minggu pertama Desember ini progres fisik LRT Jabodebek telah mencapai 26%.
“Sekarang progres untuk lintasan Cawang-Cibubur sudah 46,85%, Cawang Dukuh Atas 12,36% dan Cawang-Bekasi Timur 26,95%. Sampai akhir tahun keseluruhan kira-kira 30 persen,” katanya saat ditemui di Kemenhub.
Pundjung mengatakan, saat ini pihaknya juga tengah fokus dalam pembebasan lahan untuk lokasi depo atau bengkel LRT yang berlokasi di Bekasi Timur. Progres pembebasan lahan di lokasi depo ini menurutnya mengalami keterlembatan dari target.
“Untuk depo pembebasan tanahnya masih proses, setahu saya baru 10% yang sudah bebas,” ucapnya.
Untuk melakukan percepatan pembangunan, Adhi telah menambah lokasi pabrik pre cast nya menjadi dua untuk menyuplai beton dan U-shape girder konstruksu LRT. Pabrik pre cast tersebut berlokasi di Sentul yang akan menyuplai kebutuhan pembangunan lintasan Cibubur hingga Cawang dan di Pancoran untuk menyuplai kebutuhan pembangunan di lintasan Cawang hingga Dukuh Atas.
“Tapi yang jadi kendala kita itu adalah waktu window time (waktu pengakutan pre cast ke lokasi). Maka untuk angkut itu agar tidak mengganggu, kita lakukan di malam hari. Tapi ternyata malam hari pun makin ke sini makin macet, makanya window time kita makin pendek. Tadinya dari jam 10 (malam) sampe 5 pagi, kemudian naik lagi ke jam 11 sampai jam 4 pagi,” jelasnya.
Pihaknya juga telah memulai pembangunan untuk beberapa stasiun. Beberapa stasiun yang sudah dimulai pembangunannya adalah di Jati Cempaka, Ciracas, Taman Mini dan Bekasi Timur.
“Itu sudah mulai progres pembangunannya. Strukturnya sudah mulai keliatan,” tandasnya.