Mensos Gus Ipul Paparkan Program Makan Bergizi Gratis dan Dampaknya terhadap Ekonomi Lokal

0
17364940221940

Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang lebih dikenal dengan Gus Ipul, berbagi pandangan terkait tantangan dan inovasi dalam bidang kesejahteraan sosial di Indonesia. Pada kesempatan diskusi yang berlangsung di Kantor Kementerian Sosial (Kemensos) RI di Jakarta pada Jumat (10/1/2025), Gus Ipul mengungkapkan pentingnya kontribusi Kementerian Sosial dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat melalui program-program unggulan.

Salah satu program yang menjadi sorotan dalam diskusi ini adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini, menurut Gus Ipul, tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, terutama anak-anak, tetapi juga memberikan dampak besar terhadap pemberdayaan ekonomi lokal dan ketahanan pangan nasional.

“Program Makan Bergizi Gratis ini lebih dari sekadar pemberian makanan. Ini adalah solusi holistik yang melibatkan berbagai sektor, mulai dari kebutuhan gizi hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program ini juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, mendukung UMKM lokal, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah,” ujar Gus Ipul.

Program MBG merupakan upaya Kemensos untuk mengatasi masalah kurangnya akses masyarakat terhadap makanan bergizi, khususnya bagi anak-anak, yang menjadi generasi penerus bangsa. Namun, Gus Ipul menegaskan bahwa dampak dari program ini lebih jauh lagi, melibatkan pemberdayaan tenaga kerja serta membantu meningkatkan ekonomi di tingkat lokal.

Selain membahas peran program MBG, Gus Ipul juga menyoroti pentingnya perencanaan dan evaluasi dalam pelaksanaan program tersebut. Dengan memastikan setiap tahap program dilakukan dengan perencanaan yang matang, Kemensos memastikan bahwa pelaksanaannya bisa berjalan dengan efektif dan terukur. Gus Ipul pun memberikan apresiasi terhadap Badan Gizi Nasional yang turut berperan dalam menyusun rencana serta simulasi untuk kelancaran program ini.

“Kami menyaksikan sendiri bagaimana perencanaan ini dilakukan dengan sangat detail dan terukur. Tentu, evaluasi akan terus dilakukan untuk menyempurnakan program ini agar bisa berjalan lebih baik lagi di masa depan,” kata Gus Ipul.

Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan bahwa Kemensos juga berkomitmen untuk melibatkan keluarga-keluarga yang kurang mampu, terutama yang belum mendapatkan pekerjaan, untuk ikut berpartisipasi dalam dapur-dapur yang menyuplai bahan-bahan makanan untuk program MBG. Ini diharapkan dapat memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat yang membutuhkan.

“Sebanyak 80% dari anggaran MBG akan dialokasikan untuk membeli bahan baku dari UMKM yang dimiliki oleh keluarga penerima manfaat (KPM). Dengan demikian, program ini bukan hanya memberikan manfaat bagi penerima makanan, tetapi juga untuk pengembangan ekonomi lokal yang sangat penting,” lanjutnya.

Gus Ipul juga menambahkan bahwa selain Program MBG, Kementerian Sosial juga terus menjalankan program permakanan lainnya, seperti makan bergizi untuk lansia terlantar dan penyandang disabilitas. Program ini menyasar lebih dari 2.000 kelompok masyarakat (pokmas) yang bertugas melayani kebutuhan makan dua kali sehari bagi para lansia dan penyandang disabilitas yang membutuhkan.

“Meskipun program ini memiliki skala yang lebih kecil, kedekatannya dengan masyarakat menjadikannya sangat penting. Program ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan gizi, tetapi juga mendukung ekonomi lokal, membuka peluang kerja, serta mempererat solidaritas sosial di masyarakat,” ungkap Gus Ipul.

Dalam kesimpulannya, Gus Ipul menggarisbawahi bahwa kemajuan dalam bidang kesejahteraan sosial tidak hanya mengandalkan bantuan langsung, tetapi juga menciptakan dampak jangka panjang melalui pemberdayaan ekonomi lokal dan penguatan jaringan sosial. Melalui berbagai program sosial yang dijalankan, Kemensos berharap dapat memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia, terutama dalam rangka mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *