Pemprov DKI Tuntaskan Tahap Kedua Pemutihan Ijazah di Momen Hardiknas 2025

0
siaranpers_pemprov_dki-20250502105735_cwtp6f_681

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah meluncurkan program pemutihan ijazah tahap kedua, dengan menyerahkan 371 ijazah yang sebelumnya tertahan karena masalah biaya. Program ini merupakan bagian dari komitmen Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dan Wakil Gubernur, Rano Karno, untuk memastikan hak pendidikan bagi seluruh warga Jakarta.

Dalam upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 yang berlangsung di Halaman Balai Kota pada Jumat (2/5/2025), Gubernur Pramono Anung menyatakan bahwa total 488 siswa telah menerima ijazah mereka melalui program ini, dengan total nilai mencapai Rp1,69 miliar. Ia menambahkan bahwa beberapa siswa telah menunggu hingga lima tahun untuk menerima ijazah mereka karena kendala biaya.

“Ijazah adalah hak sipil setiap anak dan tidak boleh tertahan karena alasan ekonomi,” ujar Gubernur Pramono. Ia juga menekankan bahwa program pemutihan ijazah ini merupakan salah satu realisasi dari quick wins 100 hari pertama masa kepemimpinannya.

Selain itu, Gubernur Pramono juga mengumumkan rencana untuk memperluas akses pendidikan dan literasi melalui perpanjangan jam operasional taman, museum, dan perpustakaan hingga malam hari. “Dari yang sebelumnya hanya buka sampai pukul 17.00 WIB, nantinya akan dibuka hingga malam hari, mungkin pukul 22.00 atau 23.00,” ujarnya.

Program pemutihan ijazah ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk anggota DPRD DKI Jakarta. Anggota Komisi E dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sholikhah, menyatakan dukungannya terhadap langkah Gubernur Pramono. “Saya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh janji Gubernur terpilih untuk memutihkan ijazah siswa yang tertahan. Ini adalah langkah nyata demi anak Jakarta yang pintar dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Sholikhah.

Dengan adanya program ini, diharapkan tidak ada lagi siswa di Jakarta yang kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan atau memasuki dunia kerja hanya karena kendala biaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *