Headline News

Terang Bulan Jadul Eksis Lagi!

Setelah cukup lama hilang bak tertelan zaman, terang bulan jadul kembali mewarnai ragam kuliner Yogyakarta. Konsepnya masih sama, makanan berbahan dasar tepung terigu ini dilengkapi topping meses, taburan gula halus, dan kental manis cokelat.

Tak perlu merogoh kantong terlalu dalam, cukup dengan Rp 6 ribu saja pengunjung sudah dapat menikmati terang bulan jadul. Jangan salah, meskipun harganya cukup murah tetapi makanan ini sangat enak. Tekstur lembut dengan sentuhan cita rasa manis akan terus mengoyak lidah. Perut pun akan terisi dengan kenyang kendati hanya menikmati satu gulung saja.

Biasanya, terang bulan jadul dijajakan mengenakan sepeda kayuh dengan kotak dibelakangnya untuk membawa barang dagangan. Para pedagang itu akan berkeliling kota atau mangkal ditempat-tempat tertentu.

Salah satu penjual terang bulan jadul, Kori (55) mengatakan, setidaknya terdapat lebih dari 20 penjual terang bulan jadul di Yogyakarta. Angka tersebut pun akan terus bertambah seiring banyak peminat yang ingin turut menjajakan makanan ini.

“Di Yogya ada sekitar 20 puluhan penjualnya. Tersebar dimana-mana, di daerah UGM ada, di Alun-Alun ada. Biasanya pada muter tetapi kalau udah ada penjualnya ya pindah cari tempat lain,” tutur Kori sembari melayani pelanggan, Kamis (26/02/2019).

Kori mengungkapkan, sudah sejak dua bulanan ini ia mulai menjajakan terang bulan jadul. Berbeda dengan pedagang lainnya, Kori lebih memilih untuk memasarkan barang dagangannya dengan sepeda motor. Alasannya pun sederhana, ketimbang kendaraan roda duanya itu tidak dipakai dirumah, lebih baik ia gunakan untuk berjualan. Lagian dengan begitu ia juga dapat lebih cepat sampai dan menghemat tenaga.

“Pakai sepeda motor biar enak, biar cepat sampai dan tidak capek karena mengayuh sepeda. Mumpung ada sepeda motor jadi digunakan saja,” imbuhnya.

Setiap harinya, Kori selalu berhasil menjual 100 terang bulan jadul. Pencapaian itu akan mudah didapat ketika cuaca tidak hujan. Biasanya, Kori akan mulai keluar rumah dan menjajakan terang bulan jadul kala jam dinding menunjukkan pukul 09.00 WIB. Setelah mengambil barang dagangan di sekitaran Sayidan, ia pun melajukan sepeda motor kesayangannya ke arah Glagahsari. Tepat di depan Kampus Universitas Ahmad Dahlan Glagahsari lah ia menjual terang bulan jadul.

“Biasanya yang kebanyakan beli itu anak-anak mahasiswa atau justru para karyawan yang bekerja di sekitaran sana. Kalau anak kecil malah jarang ada yang beli,” ujarnya.

Kala matahari tepat berada di atas, dagangan Kori biasanya telah habis terjual. Sebab, ia hanya akan membawa 50-60 terang bulan jadul di setiap keberangkatannya. Ia pun kemudian pulang untuk beristirahat. Kori akan kembali menjajakan terang bulan jadul ketika mentari sudah mulai berjalan ke ufuk barat. Saat itu ia akan menjual terang bulan jadul di sisi sudut Alun-Alun Selatan hingga habis tak tersisa.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button