Eco TourismTourism

Kota Samarinda, tempat untuk berwisata denga suku Dayaknya

Kota Samarinda adalah salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Seluruh wilayah kota ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda dapat dicapai dengan perjalanan darat, laut dan udara. Dengan Sungai Mahakam yang membelah di tengah Kota Samarinda, yang menjadi “gerbang” menuju pedalaman Kalimantan Timur. Nah kalau anda ingin merasakan liburan yang beda anda bisa nih mengunjungi Desa Budaya Pampang.

Desa Budaya Pampang terletak tidak jauh dari Kota Samarinda. Desa ini merupakan kawasan cagar budaya yang memperlihatkan kesenian serta kebudayaan, dan menjadi tempat tinggal masyarakat suku Dayak Kenyah. Ada kisah yang cukup panjang yang melatarbelakangi berdirinya Desa Pampang sebagai kawasan permukiman masyarakat Dayak Kenyah dan desa budaya.

rumah-adat-suku-dayak-kenyah-di-desa-pampang

Bagi Anda yang hanya memiliki waktu singkat untuk melihat kesenian dan kebudayaan Dayak, maka Anda disarankan untuk mengunjungi Desa Budaya Pampang pada hari Minggu sore. Setiap Minggu, masyarakat Dayak Kenyah penghuni Desa Pampang selalu menggelar pertunjukan budaya. Ada berbagai macam tarian dan atraksi yang dipentaskan, antara lain Kancet Lasan, Kancet Punan, Kancet Nyelama Sakai, Enggang Terbang, Manyam Tali, dan masih banyak lagi.

Pertunjukan seni budaya ini selalu dilaksanakan di bangunan Lamin Adat (rumah adat suku Dayak) yang terletak tepat di tengah Desa Pampang. Bangunan Lamin yang megah dan penuh dengan ukir-ukiran khas Dayak menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung. Setiap kali dilaksanakan upacara adat ataupun pertunjukan reguler tiap minggu, tidak hanya para penari yang mengenakan pakaian adat.

Namun seluruh penduduk Desa pampang mengenakannya, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Hal ini tentu saja menjadi nilai tersendiri yang menjadikan Desa Pampang sebagai obyek wisata budaya yang menarik untuk dikunjungi, baik wisatawan lokal maupun wisatawan manca. Setelah menyaksikan pertunjukan, Anda dapat berkeliling Desa Pampang untuk melihat keseharian masyarakat Dayak secara dekat.

pampang

Untuk sejarahnya sendiri berdasarkan wikipedia, sekitar tahun 1960-an, Suku Dayak Apokayan dan Kenyah yang saat itu berdomisili di wilayah Kutai Barat dan Malinau, hijrah lantaran tak mau bergabung atau tak ingin ikut ke wilayah Malaysia dengan motif dan harapan taraf pendapatan atau ekonomi yang menjanjikan. Rasa nasionalisme mereka inilah yang membuat mereka memilih tetap bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mereka menempuh perjalanan dan berpindah-pindah selama bertahun-tahun, hanya dengan berjalan kaki. Untuk menyambung hidup, mereka singgah di tempat-tempat yang dilaluinya dan berladang. Kehidupan mereka terus berpindah-pindah untuk berladang. Sehingga akhirnya mereka sampai di kawasan Pampang. Akhirnya mereka hidup di Desa Pampang dan melakukan berbagai kegiatan masyarakat, seperti bergotong-royong, merayakan natal, dan panen raya.

Lalu, di bulan Juni 1991, Gubernur Kaltim HM Ardans mencanangkan dan meresmikan Desa Pampang sebagai Desa Budaya. Pemerintah merasa antusias bahwa desa budaya ini memiliki kegiatan positif yang bisa menjadi aset wisata unggulan baik di tingkat lokal bahkan hingga mancanegara.Setiap tahunnya, digelar acara memperingati ulang tahun Desa Pampang, yang disebut dengan nama Pelas Tahun.

Melalui desa ini, pemerintah berharap desa ini bisa terus memelihara dan melestarikan adat istiadat dan budaya masyarakat Dayak. Desa Budaya Pampang, kini kerapkali dikunjungi oleh tamu-tamu VIP yang datang di Kaltim dan para turis lokal dan mancanegara.Turis dan para pengunjung merasa penasaran ingin melihat langsung eksotisme budaya, adat istiadat dan sosok masyarakat Dayak, yang memang sudah dikenal dunia. (arf)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button