Percepat Amenitas, Morotai Targetkan 500 Ribu Wisman Hingga 2019
Gerak cepat Pokja 10 Destinasi prioritas Pulau Morotai yang digadang-gadang menjadi destinasi kelas dunia kini memiliki target yang tidak mudah. Sarana dan prasarana terus dipersiapkan untuk menampung wisatawan. Tidak berhenti sampai di situ, pengembangan bandara juga ikut dipikirkan. Sebagai destinasi kelas dunia, Morotai mutlak memiliki bandara kelas internasional. Runwaynya harus panjang, minimal 3.000 meter. “Saat ini sudah sepanjang 3.000 meter, tetapi yang disiapkan baru 2.400 meter. Jadi masih perlu program peningkatan runway 600 meter lagi. Untuk manuver pesawat, juga perlu peningkatan dari eksisting 40 meter menjadi 45-60 meter,” ujarnya.
Yang membuat Arie happy, runway di bandara Morotai jumlahnya mencapai tujuh buah. Bagi Arie, ini modal yang sangat bagus. “Ini salah satu yang terbaik di Indonesia. Tinggal memperbanyak bus di darat saja. Dengan hadirnya Dimonim Air dengan 18 seat, Wings Air dengan 70 seat dan peningkatan demand, setidaknya dibutuhkan minimal empat bus berkapasitas 20 seat. Hal lain yang dibutuhkan adalah peluasan ruang tunggu penumpang, penambahan listrik, AC, SDM dan imigrasi,” ungkapnya.
Untuk urusan amenitas, sektor kelistrikan, air dan pemukiman dan telekomunikasi, menjadi prioritas teratas. Dan hal itu, sudah mulai dijalankan bersama sejumlah BUMN dan instansi terkait lainnya. “Untuk kelistrikan, PLN telah memaparkan rencana untuk memenuhi listrik di Morotai saat rapat dengan DPR Komisi X di Ternate pada 27 Mei 2016. Untuk air dan pemukiman, Ditjen Cipta Karya telah survey ke Morotai pada 26 Mei 2016 dan ditindaklanjuti dengan Rakor di Ternate pada 27 Mei 2016. Sedangkan untuk telekomunikasi, sedang dilakukan peningkatan jaringan di Morotai,” paparnya.
Lantas bagaimana dengan home stay dan toilet? Soal ini, Arie mengaku sudah menyiapkan sejumlah langkah. Morotai melalui PT Jababeka Morotai, menurutnya, sudah siap membangun home stay dan toilet sebanyak 1.000 unit pada 2017, 3.000 unit pada 2018 dan 6.000 unit tahun 2019. “Totalnya 10.000 unit di tahun 2019. Pemerintah juga telah mendukung program ini dengan program pembiayaan, melalui MoU tiga pihak yang mewakili Kemenpar, Kemenpupera, dan BTN,” pungkas Arie.
Menpar Arief Yahya memang terus mensupport Morotai Maltara untuk menjadi destinasi kelas dunia. “Memang harus ada big name investors yang masuk dan membangun amenitas di Morotai. Ada beberapa yang sudah komitmen untuk masuk. Tentu, akses bandara dan public facilities akan diseriusi oleh pemerintah, untuk menghidupkan kawasan yang sudah ditetapkan sebagai KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) sejak lama itu,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Memang ada istilah telur dan ayam, mana dulu yang dibangun lebih dulu. Potensi bandara di sana sudah tersedia, tinggal diperbaiki dan dibangun terminalnya. “Sekarang sudah ada flights menuju ke Morotai, kalau dijadikan destinasi utama, pasti akan dibangun di sama,” ungkap Arief Yahya.