Ribuan Warga dan Wisatawan Berebut Gunungan di Grebeg Maulud

Sudah menjadi rutinitas ritual, setiap memperingati Maulid Nabih Muhammad SAW, Keraton Yogyakarta selalu menggelar Grebeg Maulud. Yang menarik dari acara ini adalah selalu dihadiri ribuan masyarakat Yogayakarta mapun wisatawan. Mereka datang ke acara ini untuk memperebutkan Gunungan yang berisis komoditas.
Untuk tahun ini, kondisi yang sama juga terjadi yakni mendapat antusias dari ribuan mayarakat di Yogyakarta atau di luar Yogyakarta maupun wisatawan. Mereka berebut mengambil isi Gunungan Grebeg Maulud di Halaman Masjid Gedhe Kauman, Kota Yogyakarta, Jumat, 1 Desember 2017.
Sebelum diserahkan kepada warga , Enam gunungan yang terdiri atas Gunungan Bromo, Gunungan Lanang, Gunungan Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Darat dan Gunungan Pawuhan diarak menuju Masjid Gedhe Yogyakarta. Sedangkan dua Gunungan Lanang akan diserahkan ke Kepatihan dan satu lagi ke Puro Paku Alaman.
Jalannya gunungan ke Kepatihan dan Puro Paku Alaman diiringi oleh bregada prajurit dan barisan gajah.
Selesai didoakan di Masjid Gedhe, khusus Gunungan Bromo dibawa kembali masuk Keraton. Selanjutnya Gunungan Bromo dibagikan kepada kerabat Keraton Yogyakarta dalam prosesi Kundur Gunungan Bromo di Kompleks Kedhaton.
Prosesi Kundur Gunungan Bromo hanya dilakukan pada tahun Dal yang hanya berlangsung dalam kurun waktu delapan tahun sekali.
Lima gunungan sebagai bentuk sedekah Sri Sultan HB X langsung diperebutkan masyarakat dan wisatawan di Halaman Masjid Gedhe Kauman.
Seorang warga Banguntapan, Kabupaten Bantul, Sadi puas berhasil mendapatkan empat lonjor kacang panjang. Ia meyakini kacang panjang dari gunungan itu dapat digunakan untuk pembuang sial atau tolak bala.
Berbeda dengan warga Kota Yogyakarta, Saginah. Perempuan setengah baya itu akan menggunakan bagiannya untuk penyubur tanaman. “Ini soal kepercayaan saja,” kata dia.