Economic

Gelar Temu Bisnis, Kemenperin Jodohkan IKM Pangan dan Furnitur dengan Ritel

Upaya Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong kemandirian Industri Kecil Menengah (IKM) salah satunya dilakukan melalui dukungan terhadap kemitraan antara IKM dengan berbagai sektor ekonomi lain, termasuk dengan pasar ritel dan ekosistemnya serta para distributor. Pangsa pasar ritel yang signifikan di Indonesia memberikan peluang bagi IKM untuk menjadi bagian dari ekosistem rantai pasoknya.

“Strategi kemitraan IKM dan ritel ini dapat mendorong kemandirian IKM dengan adanya kepastian pasar, transfer teknologi, perbaikan kualitas, sistem manajemen, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), serta kemudahan akses pembiayaan,” Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan pada pembukaan Business Matching IKM Pangan dan Furnitur dengan HIPPINDO, di Jakarta, belum lama ini.

Sedangkan bagi perusahaan ritel, kemitraan dengan IKM mampu mendukung upaya pemenuhan regulasi pemerintah yang mengatur kewajiban untuk mengikutsertakan UMKM dan memperdagangkan produk dalam negeri. Peritel menjalankan kewajiban untuk memberikan ruang usaha yang strategis dan mudah diakses oleh pengunjung, paling sedikit 30% dari luas area pusat perbelanjaan. Selain itu, peritel juga diharuskan untuk memperdagangkan minimal 80% produk dalam negeri.

Selama ini, sektor industri pangan menjadi kontributor terbesar terhadap pembentuk kontribusi industri pengolahan nonmigas. Sepanjang 2023, industri pangan menyumbang 39,10% dari nilai PDB industri pengolahan nonmigas, atau 6,55% dari total PDB Nasional dengan nilai ekspor menembus angka USD41,70 miliar. Dari jumlah usahanya, sebanyak 1,70 juta unit usaha IKM pangan telah berkontribusi dan menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja, sehingga dikategorikan sebagai industri padat karya.

Sementara itu, industri furnitur dalam negeri juga sangat potensial untuk dikembangkan. Selama tahun 2023, sektor industri furnitur menyumbang 1,21% dari nilai PDB industri pengolahan nonmigas dengan nilai ekspor mencapai USD 1,8 miliar. Dari nilai tersebut, kontribusi IKM furnitur berjumlah sekitar 149,7 ribu usaha dengan penyerapan 370,7 ribu tenaga kerja.

“Kekuatan sektor industri pangan dan furnitur ini didukung oleh potensi bahan baku yang cukup tersedia, ketersediaan tenaga kerja yang memadai, inovasi dan teknologi yang beragam, sistem rantai pasok bahan baku yang membaik, serta dukungan kebijakan larangan ekspor dan impor,” ungkap Menperin.

Hal ini diperkuat dengan hasil survei Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April yang menunjukkan ekspansi pada 19 subsektor. Ekspansi tertinggi dialami oleh industri makanan, dan diikuti oleh industri minuman. Selain itu, industri kayu, barang kayu, dan gabus mengalami perubahan level menjadi ekspansi di periode ini.

Menurut Menperin, kinerja industri yang baik dapat menjadi modal yang bagus untuk mengawali tahun 2024. Kinerja ini tentunya perlu tetap digenjot sehingga industri mampu mengangkat perekonomian nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global. 

“Peluang pasar dalam negeri terbuka sangat lebar, terutama untuk komoditas pangan dan furnitur dengan harga yang kompetitif, mengingat ketersediaan bahan baku dalam negeri yang cukup tersedia,” tegas Menperin.

Untuk itu, melalui kerja sama yang baik antara Kemenperin dengan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO), diselenggarakan kegiatan Temu Bisnis antara IKM dengan ritel Hal ini agar semakin banyak produk IKM yang bisa masuk ke pasar ritel modern sekaligus mendorong peningkatan kemampuan pelaku serta pengembangan bisnis IKM.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button